Sambut Pergantian Tahun, Kemenbud Gelar “Pentas Musik Tradisional Ruang Publik”

KOMPAS.com

Dalam rangka menyambut tahun baru, Kementerian Kebudayaan menggelar acara “Pentas Musik Tradisional Ruang Publik” secara serentak di lima lokasi strategis. Lokasi-lokasi tersebut meliputi Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, KICC Halim (Stasiun Kereta Cepat Whoos), KICC Padalarang, Stasiun Gambir, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menjelaskan, “Acara musik tradisi di ruang publik ini bertujuan untuk merayakan pergantian tahun 2025. Ini adalah inisiatif dari komunitas yang difasilitasi oleh Kementerian Kebudayaan di berbagai tempat, termasuk terminal dan bandara, untuk menciptakan suasana yang meriah menjelang akhir tahun.”

Pada acara “Pentas Musik Tradisional Ruang Publik”, masyarakat akan disuguhi penampilan dari berbagai kelompok musik lokal yang terkenal, di antaranya:

  • Musik Kolintang “FS Ansambel” di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta: Menampilkan permainan ensambel Kolintang Minahasa dengan lagu-lagu daerah, nasional, dan internasional dalam aransemen melodi khas kolintang.
  • World Music Series Ensemble di Stasiun KCIC Halim, Jakarta: Menyajikan kolaborasi musik etnik Indonesia dengan alat musik tradisional dari berbagai daerah, seperti Kendang Sunda, Sape Kalimantan, Tehyan Betawi, dan Suling Bambu.
  • D’Big Malay Band di Stasiun Gambir, Jakarta: Menghadirkan irama Melayu yang autentik dengan lagu-lagu Melayu dan Timur Tengah.
  • Trio Gemblong & Republik Kedangers Bandung di Stasiun KCIC Padalarang, Bandung: Mengeksplorasi karya musik tradisional, khususnya kendang, serta seni vokal khas Sunda yang diperkaya dengan instrumen kacapi dan suling.
  • Genggong Kutus (Tabuh Genggong Batuan) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali: Mempersembahkan kekayaan seni tradisional Desa Batuan melalui komposisi Genggong dan Suling Gambuh, hasil karya dari Komunitas Kita Poleng. Dalam tiga sesi, penonton dapat menikmati alunan tabuh seperti Semar Penggulingan, Sekar Sungkang, dan Lagu Tangis yang menampilkan melodi khas selendro. Instrumen unik yang digunakan, seperti genggong, suling, kendang, kempluk, dan gong, merupakan warisan turun-temurun yang kini mulai jarang ditemukan di Bali.

Melalui acara ini, Kementerian Kebudayaan ingin menyampaikan pesan bahwa alat musik tradisional Indonesia dapat beradaptasi dengan musik modern dan tetap relevan di era sekarang. Dengan perayaan tahun baru ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap kekayaan budaya Indonesia.

Baca juga: Permainan Tradisional Apa yang Pernah Kamu Mainkan? Jawaban Soal TVRI 23 Juli SD Kelas 4-6

“Pentas Musik Tradisional di Ruang Publik diharapkan dapat menemani dan menyemarakkan malam pergantian tahun dengan suguhan musik yang mengangkat budaya Indonesia, sekaligus menjadi bagian dari perjalanan masyarakat menuju tahun yang baru,” ungkap Menteri Kebudayaan.

“Kami berharap, di tahun 2025, budaya kita semakin semarak dan masyarakat semakin menghargai seni dan budaya, termasuk musik tradisional dari daerah masing-masing,” tutup Fadli.

Ikuti berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu untuk mengakses berita Kompas.com melalui WhatsApp Channel: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah menginstal aplikasi WhatsApp ya.