China saat ini menyaksikan perkembangan sains dan teknologi yang luar biasa. Berbagai fasilitas penelitian yang mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah telah menarik perhatian banyak ilmuwan untuk berpindah dan menetap di negara tersebut.
Menurut laporan dari South China Morning Post, setidaknya tujuh ilmuwan terkemuka telah mengambil keputusan untuk pindah atau kembali ke China tahun ini. Mereka berasal dari berbagai disiplin ilmu, termasuk matematika, fisika, dan seorang pemenang Nobel di bidang ilmu laser.
Ilmuwan kanker Sun Shao-Cong. Foto: via South China Morning Post
|
1. Sun Shao-Cong, Ilmuwan Kanker yang Kembali ke Tanah Air
Setelah tiga dekade berkarir di Amerika Serikat (AS), peneliti kanker terkemuka, Sun Shao-Cong, memutuskan untuk kembali ke China dan mendirikan laboratorium baru di Beijing.
Kepindahan ini menarik perhatian karena terjadi di tengah penyelidikan pemerintah AS terhadap dirinya. Sun dikenal berkat penelitiannya yang inovatif mengenai sel T, sel darah putih yang berfungsi melawan infeksi dan menghancurkan sel abnormal.
Di AS, Sun menjabat sebagai direktur di Center for Inflammation and Cancer di University of Texas MD Anderson Cancer Center di Houston dari tahun 2014 hingga 2022.
Ilmuwan laser asal Prancis, Gérard Mourou. Foto: via South China Morning Post
|
2. Gérard Mourou, Fisikawan Laser Prancis di Universitas Terkemuka China
Gérard Mourou, fisikawan asal Prancis dan pemenang Nobel, kini menjabat sebagai profesor utama di Peking University. Harapannya, ia akan berkontribusi signifikan dalam pendirian lembaga yang fokus pada penelitian dan kolaborasi internasional.
Pengumuman resmi tentang pengangkatannya diumumkan di situs web universitas. Pria berusia 80 tahun ini memulai tugasnya pada 12 Oktober 2024 dan menghabiskan waktu awalnya untuk berinteraksi dengan mahasiswa serta memimpin tim peneliti di fasilitas pengajaran dan penelitian.
Kampus Universitas berharap kontribusi Mourou akan menjadi kunci dalam pengembangan lembaga baru, dengan fokus riset di bidang fisika laser, fisika partikel dan nuklir, fisika medis, serta astrofisika.
Ahli matematika Kenji Fukaya. Foto: via South China Morning Post
|
3. Kenji Fukaya, Ahli Matematika di Universitas Tsinghua
Kenji Fukaya, matematikawan Jepang yang telah meraih banyak penghargaan, kini bergabung dengan Tsinghua University sebagai profesor tetap setelah meninggalkan Universitas Stony Brook di AS.
Fukaya, sebelumnya merupakan anggota tetap di Simons Centre for Geometry and Physics di Stony Brook, memberikan kuliah pertamanya di Tsinghua pada 11 September. Kuliah terbuka mengenai geometri simplektik, yang membahas ruang interaksi antara objek seperti planet dan partikel, berhasil menarik perhatian mahasiswa dan dosen.
Ahli matematika Ma Xiaonan. Foto: via South China Morning Post
|
4. Ma Xiaonan, Ahli Matematika yang Kembali ke China dari Eropa
Ma Xiaonan, matematikawan China yang telah meraih berbagai penghargaan, meninggalkan kariernya selama puluhan tahun di Eropa untuk bergabung dengan Nankai University di Tianjin, China.
Pakar geometri diferensial dan topologi berusia 52 tahun ini akan menjabat sebagai profesor utama di Chern Institute of Mathematics, yang didirikan oleh matematikawan China-Amerika, Shiing-Shen Chern, pada tahun 1985.
Ma, yang telah menerima berbagai penghargaan termasuk Sophie Germain Prize dari French Academy of Sciences, mengungkapkan bahwa program matematika di Nankai memiliki reputasi yang sangat baik, baik di dalam maupun luar negeri.
Fisikawan Zhang Yonghao. Foto: via South China Morning Post
|
5. Zhang Yonghao, Fisikawan yang Mundur dari Edinburgh
Setelah lebih dari dua dekade bertugas, fisikawan Zhang Yonghao mengundurkan diri dari Edinburgh University, Inggris, untuk bergabung dengan laboratorium hipersonik nasional baru di Beijing.
Pemerintah China merekrut Zhang sebagai pakar tingkat tinggi untuk memimpin tim inovasi di laboratorium utama nasional yang berfokus pada aerotermodinamika dalam penerbangan hipersonik di Institute of Mechanics, Chinese Academy of Sciences.
Tim Zhang bertugas mengembangkan metode dan model komputasi canggih untuk mensimulasikan perilaku gas pada kecepatan dan suhu tinggi, yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas kendaraan hipersonik.
Pakar iklim global Chen Deliang. Foto: via South China Morning Post
|
6. Chen Deliang, Pakar Iklim Global yang Kembali ke China
Setelah lebih dari tiga dekade di Eropa, pakar iklim terkemuka dan anggota Royal Swedish Academy of Sciences, Chen Deliang, memutuskan untuk kembali ke negara asalnya dan mengambil posisi penuh waktu di Tsinghua University.
Chen meninggalkan jabatannya sebagai asisten kepala departemen ilmu bumi di Universitas Gothenburg, tempat ia berkarya sejak tahun 1993, untuk bergabung dengan departemen ilmu sistem bumi di Tsinghua.
Ahli matematika Wang Xujia. Foto: via South China Morning Post
|
7. Wang Xujia, Ahli Matematika yang Kembali Setelah Bertahun-tahun di Australia
Wang Xujia, seorang matematikawan terkemuka asal China-Australia dan anggota Australian Academy of Science, telah kembali ke kampung halamannya di Hangzhou untuk bergabung dengan Westlake University yang terkemuka di China setelah hampir tiga dekade tinggal di luar negeri.
Wang meninggalkan posisinya sebagai profesor di Centre for Mathematics and Applications di Australian National University, tempat ia bekerja sejak tahun 1995, untuk memulai peran barunya pada bulan September.
Pria berusia 61 tahun ini kini menjabat sebagai profesor tetap di Westlake dan menjadi salah satu matematikawan terkemuka yang kembali ke China dari Barat.
(rns/rns)