KOMPAS.com – Paparan sinar matahari langsung pada galon air minum kemasan yang dapat digunakan kembali (AMDK) mungkin berisiko memicu pelepasan Bisfenol A (BPA) ke dalam air. Risiko ini semakin meningkat saat siang hari, terutama ketika suhu mencapai puncaknya.
Mochamad Chalid, seorang ahli polimer dari Universitas Indonesia (UI), menjelaskan bahwa BPA dapat terlepas dari galon yang terbuat dari polikarbonat akibat paparan sinar matahari yang berkepanjangan.
“Pelepasan BPA ini dapat terjadi akibat kenaikan suhu (yang disebabkan oleh sinar matahari) serta durasi paparan yang lama,” jelas Chalid.
BPA merupakan senyawa kimia sintetis yang banyak digunakan dalam produksi plastik polikarbonat, yang sering dijadikan bahan baku untuk botol dan galon air minum yang bisa digunakan berulang kali.
Senyawa ini telah menjadi perhatian dalam berbagai penelitian karena dapat mengganggu kesehatan manusia jika terakumulasi di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa paparan sinar matahari langsung pada kemasan makanan dari plastik polikarbonat dapat menyebabkan BPA lepas ke dalam air minum.
Pelepasan BPA dari galon polikarbonat ke dalam air minum terjadi melalui tiga mekanisme. Pertama, radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari dapat merusak ikatan kimia dalam plastik polikarbonat, sehingga melemahkan struktur polimernya.
Kedua, suhu tinggi yang dihasilkan oleh sinar matahari dapat meningkatkan suhu di dalam galon, yang pada gilirannya meningkatkan pergerakan molekul dan memudahkan migrasi BPA ke dalam air minum.
Ketiga, radiasi UV dari sinar matahari menyebabkan stres oksidatif, yang mempercepat proses degradasi polikarbonat dan mempercepat pelepasan BPA.
Pentingnya Memperhatikan Distribusi AMDK Galon Guna Ulang
Dengan adanya risiko pelepasan BPA akibat paparan sinar matahari, dr. I Made Oka Negara, SKed, MBiomed, FIAS, seorang dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, menyoroti masalah dalam praktik distribusi AMDK galon yang sering kali menggunakan truk terbuka.
“Galon ini menjadi masalah saat didistribusikan, baik yang kosong maupun yang terisi, karena berisiko terpapar panas dan diletakkan di truk terbuka,” ungkap Oka.
Menurutnya, cara distribusi ini melanggar peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terkait penyimpanan pangan olahan. Sayangnya, regulasi ini belum mendapat perhatian yang cukup dari pelaku bisnis AMDK.
Dalam Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 mengenai Label Pangan Olahan, produsen AMDK diwajibkan untuk menyimpan produk di tempat yang bersih dan sejuk serta menghindari paparan sinar matahari langsung dan benda-benda berbau tajam.
BPOM sendiri telah melakukan pengujian sampel di lapangan pada tahun 2021-2022, yang menunjukkan bahwa 46,97 persen produk AMDK galon guna ulang mengandung BPA dalam rentang 0,5-0,6 bagian per juta (bpj).
Ini berarti hampir setengah dari produk AMDK galon guna ulang yang beredar di pasar sudah tercemar BPA dengan tingkat yang mengkhawatirkan.
Lebih jauh lagi, 3,4 persen dari produk AMDK galon guna ulang mengandung BPA di atas ambang batas aman, yaitu 0,6 bpj.
Paparan BPA melalui konsumsi air minum atau makanan lainnya dalam jangka panjang dapat menyebabkan akumulasi di dalam tubuh. Beberapa penelitian mengaitkan akumulasi BPA dengan gangguan metabolisme, penyakit kardiovaskular, dan perubahan perilaku pada anak-anak.
Ikuti breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Bergabunglah dengan saluran WhatsApp kami untuk akses berita Kompas.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.