Anak-anak dan Lansia Rentan Kena

KOMPAS.com – Human Metapneumovirus (HMPV) mungkin sudah dikenal sejak lama, namun kini kembali menjadi sorotan publik setelah laporan mengenai infeksi yang terjadi pada anak-anak di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Menanggapi situasi ini, Dr. dr. Muhammad Atoillah Isfandiari, MKes, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair), memberikan penjelasan mengenai karakteristik virus ini dan langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghadapinya.

Dalam wawancara dengan laman Unair, Dr. Ato’ menjelaskan bahwa HMPV merupakan bagian dari keluarga Paramyxoviridae, yang juga mencakup virus penyebab campak dan gondong. Virus ini berbeda dari SARS-CoV-2, yang merupakan penyebab Covid-19 dan berasal dari keluarga Corona.

“Walau kedua virus ini menular melalui saluran pernapasan, gejala yang ditimbulkan oleh HMPV biasanya tidak seberat Covid-19, kecuali pada individu dengan sistem imun yang sangat lemah,” ungkapnya pada Senin (13/1/2025).

Baca juga: Cita, Perjalanan Kerja-Kuliah 29 km, Kini Lulus Cumlaude di Unair

Ia menambahkan bahwa HMPV tidak memiliki risiko kematian yang sama seperti yang ditimbulkan oleh Covid-19, yang dapat menyebabkan kerusakan parah pada jaringan paru-paru.

Ancaman Kesehatan dan Kelompok Rentan Terhadap HMPV

Dr. Ato’ menjelaskan bahwa kasus HMPV selalu ada, terutama di negara-negara dengan sistem surveilans genomik yang baik.

“Kasus HMPV muncul setiap tahun, biasanya di musim dingin, dan tingkat kematiannya sangat rendah. Jika terdeteksi di Indonesia, kemungkinan besar situasinya tidak akan berbeda jauh,” jelasnya, mengingatkan bahwa kewaspadaan tetap penting, terutama bagi anak-anak dan lansia yang lebih rentan terhadap virus ini.

“Anak-anak dan lansia memiliki risiko lebih tinggi karena sistem imun mereka tidak sekuat orang dewasa,” tambahnya, sambil mengingatkan bahwa pada balita, risiko pneumonia akibat HMPV yang memerlukan perawatan rumah sakit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua.

Baca juga: Pakar Unair Menyoroti Pro dan Kontra Libur Sekolah Selama Ramadhan

Pencegahan dan Kesiapan Sistem Kesehatan

Dr. Ato’ juga memberikan beberapa rekomendasi untuk mencegah penularan HMPV. Salah satunya adalah dengan menghindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala seperti batuk, bersin, pilek, dan demam.

“Disarankan untuk menggunakan masker di tempat umum, menghindari interaksi dengan orang yang sakit, serta menjaga pola tidur dan asupan gizi yang baik,” sarannya.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap penyebaran HMPV di Indonesia, salah satunya adalah tingginya mobilitas internasional.

Oleh karena itu, selain langkah-langkah individu, diperlukan pendekatan sistematis melalui surveilans dan sistem pelaporan untuk Influenza-like Illness (ILI).

“Surveilans dan sistem pelaporan ILI dapat berfungsi sebagai alat deteksi dini yang penting meskipun tidak spesifik untuk HMPV,” tegasnya.

Dr. Ato’ juga menambahkan bahwa meskipun HMPV memiliki potensi untuk menjadi wabah global, tingkat kematiannya saat ini tidak menunjukkan ancaman yang serius.

Baca juga: Pakar Unair Menjelaskan Dampak Libur Sekolah Selama Ramadhan, Salah Satunya untuk Cegah Bullying

Ia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan.

“Tidak perlu panik, tetapi penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Sebagian besar infeksi yang disebabkan oleh virus ini adalah self-limiting disease dan dapat sembuh dengan sendirinya asalkan daya tahan tubuh terjaga,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran andalanmu untuk akses berita Kompas.com melalui WhatsApp Channel: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah memiliki aplikasi WhatsApp!